Laman

Selasa, 14 Februari 2012

PLACENTA PREVIA



A.    DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada SBR (segmen bawah rahim) dengan menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.

B.     KLASIFIKASI
1.      Plasenta previa totalis
Apabila seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
2.      Plasenta previa lateralis
Apabila hanya sebagian ostium internum tertutup oleh plasenta
3.      Plasenta previa marginalis
Apabila hanya pinggir atas ostium internum terdapat jaringan plasenta
4.      Plasenta letak rendah
Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus akan tetapi sampai menutupi ostium uteri internum

C.    ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primipara tua, post aborsi, post SC, kelainan janin dan mioma uteri, juga pada keadaan endometrium kurang baik, implantasi telur yang rendah, vaskularisasi yang berkurang/perubahan atropi pada desidua.

D.    PATOFISIOLOGI
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu, saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai menyebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester II karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. Segmen bawah uterus dan pembukaan servik menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari uterus/karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihentikan/dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah rahim untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.

E.     GEJALA
1.      Kepala anak sangat tinggi. Gejala perdarahan awal pada umumnya hanya beberapa perdarahan bercak-bercak ringan/perdarahan tidak nyeri dan umumnya berhenti secara spontan. Gejala tersebut kadang-kadang terjadi waktu bangun tidur. biasanya perdarahan karena plasenta baru timbul setelah bulan ke 7 / tidak jarang perdarahan pervaginam baru terjadi saat inpartu
2.      Jumlah perdarahan yang terjadi sangat tergantung pada jenis plasenta previa
3.      Selain karena hal tersebut diatas juga karena ukuran panjang rahim berkurang maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.


Bahaya untuk ibu :
a. Perdarahan yang hebat
b. Infeksi / sepsis
c. Emboli udara
Bahaya untuk anak :
a. Hypoksia
b. Perdarahan dan syok

F.     PEMERIKSAAN
        Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum sebab dapat menimbulkan perdarahan yang hebat dan membahayakan.
1.      Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP. Apabila presentasi kepala masih terapung diatas PAP atau menjorok kesamping dan sukar untuk didorong kedalam PAP. Tidak jarang terdapat kelainan latak janin, seperti latak sungsang atau lintang.
2.      Pemeriksaan kornices (penentuan letak plasenta secara langsung)
Pemeriksaan ini sementara boleh dilakukan dengan hati-hati jika ruang kepala dan sutura-suturanya dapat teraba dengan mudah, maka kemungkinan plasenta besar sekali. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada presentasi kepala karena pada letak sungsang, bagian depan lunak sehingga sukar membedakannya dengan jaringan lunak.
3.      Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau kelainan servik dan vagina saeperti orisioporsionis uteri, carsinoma persionisi uteri, polipus servitis uteri, varices vulva dan trauma. apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai.
4.      Pemeriksaan melalui kanalis servikalis
Apabila kanalis servikalis telah terbuka, perlahan-lahan jari telunjuk dimasukkan kedalam kanalis servikalis, dengan tujuan kalau – kalau meraba kotiledon plasenta. Apabial kotiledon plasenta teraba, segera jari telunjuk dikeluarkan dari kanalis cervikalis. jangan sekali-kali berusaha menyusuri pinggir plasenta akan terlepas dari insersionya yang dapat menimbulkan perdarahan banyak.
5.      Pemeriksaan letak plasenta tidak langsung
Penentuan letak plasenta secara langsung dapat dilakukan dengan radiografi, pada dioisotopi masih diharapkan pada bahaya radiasi yang cukup tinggi pula, sehingga cara-cara ini mulai ditinggalkan.
6.      USG
Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan rasa nyeri. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta dari jarak tepi plasenta terhadap ostium,. Bla jarak tepi tersebut kurang dari 5 cm ( < 5 cm ) disebut plasenta letak rendah.

G.    KOMPLIKASI
Pada ibu dapat terjadi perdarahan plasentatis dan endometriosis pasca persalinan. Pada janin bisa terjadi persalinan prematur dan komplikasinya seperti asfiksia berat.

H.    DIAGNOSA
Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya adalah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan ini salah.

I.       DIAGNOSIS BANDING
Kelainan lokal seperti kanker serviks / polip serviks.
PERBEDAAN PLASENTA PREVIA DAN SOLUSIO PLASENTA
Faktor Perbedaan
Plasenta Previa
Solutio Plasenta
1.      Timbulnya


2.      Rasa sakit

3.      Perdarahan

4.      Fundus Uteri

5.      Keadaan Umum


6.      Bagian terendah anak
7.      Bagian-bagian anak

8.      DJA
9.      Darah yang keluar

Dapat sekonyong-konyong, tidak usah diikuti his
Tidak ada ( khas)

Banyak, dimulai sedikit-sedikit
Uterus lemas

Sesuai dengan jumlah perdarahan, pasien tegang
Masih tinggi/kelainan
Mudah diraba, biasa terdengar
Biasanya terdengar
Merah segar
Sekonyong-konyong diikuti his

Hebat terutama jenis “Concoaled”
Banyak/sedikit

Meninggi pada jenis concoaled dan tegang
Tidak sesuai dengan jumlah perdarahan, pasien gelisah
Sudah turun dalam inlet
Sukar diraba

Biasanya tidak terdengar
Merah kehitaman

J.      TERAPI
Pengabatan plasenta previa dapat dibagi menjadi 2 golongan :
A.                Terapi aktif ( Aktife threathment ) / tindakan segera.
1.      Wanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yag aktif tanpa memandang maturitas janin.
2.      Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut.



Syarat – syarat terapi aktif :
1.          Kehamilan 36 minggu / > 37 minggu, taksiran BB anak kira – kira 2500 gram.
2.          Janin telah meninggal / terdapat anomali kongenital mayor ( misal ansepali )
3.          Keadaan ibu dan anak buruk
4.          Perdarahan banyak
5.          Perdarahan bagian terbawah janin, telah jauh melewati PAP ( 2/5 atau 3/5 pada palpasi luar. Infus / tranfusi terpasang, kamar oprasi dan tim telah siap.
Keadan umum ibu baik dan perdarahan sudah terhenti / sedikit sekali. Terapi ini dibenarkan dengan alasan :
1.          Pedarahan pertama pada plasenta previa jarang total
2.          untuk mrenurunkan kematian janin karena prematuritas.

Syarat – syarat terapi ekspektatif :
1.          Pengawasan istimewa terhadap perdarahan pervaginam, nadi, TD dan bunyi jantung anak.
2.          Sediakan 1000 ml, untuk sewaktu – waktu dapat digunakan.
3.          Penderita rawat inap dengan tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis.
4.          puasakan penderita 24 jam pertama sebagai pesiapan kemungkinan operasi mendadak.
5.          Perbaiki dehidrasi dengan infus glukose 5% / anemi dengan tranfusi darah.
6.          lakukan pengawasan HB secara berkala / HT dan leukosit.
7.          Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui, implantsi plasenta usia kehamilan, biofisisk, letak dan presentasi janin.
8.          Plasentagrafi dengan “ Soft Tissue Technique “ apabila kehamilan lebih dari 32 minggu.
9.          pemeriksaan inspekulo untuk meyakinkan bahwa perdarahan bukan berasal dari kelainan atau trauma genetalia eksterna.
10.      Lakukan peragaan fornices untuk lebih meyakinkan adanya plasenta previa.
11.      Selama tidak terjadi hal-hal yang istimewa, perawatan direncanakan sampai kehamilan 36 minggu / taksiran berat.

Pelaksanaan terapi aktif
1.          Siapkan kamar operasi untuk pemeriksaan kedalam ostium oteri dan tindakan operasi berikutnya.
2.          Ambil contoh darah sambil memasang infus dextrose 5 % / persisten tergantung keadaan penderita.
3.          Sediakan darah 1000-2000 ml.
4.          Periksa HB,HT bila mungkin alat observasi.
5.          Pengawasan istimewa  terhadap bunyi jantung anak.
6.          Penyelesaian persalinan.
Cara penyelesaian persalinan dengan plasenta previa, adalah :
1.          Sectio Caesaria
Dengan maksud pengosongan rahim sehingga rahim dapat mengadakan retraksi dan menghentikan perdarahan. Selain itu juga mencegah terjadinya robekan cerviks.
2.          Cara vaginal
Dengan maksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta dan dengan demikian menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka ( tampon pada plasenta ).
Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
− Amniotomi dan Akselerasi
− Versi brakston hiks
− Traksi dengan cunam willet.

B.     Terapi ekspektatif ( Terapi penunggu )
Yaitu kalau janin masih kecil hingga kemungkinan hidup didunia luar bayinya kecil sekali. Pengobatan ini diharapkan supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Cara ini hanya dapat dibenarkan kalau anak yang dikandung 2000 gram.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar